Paparan polusi udara selama kehamilan tingkatkan risiko depresi

Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas California, paparan polusi udara selama kehamilan dapat meningkatkan risiko depresi pada wanita. Studi tersebut melibatkan ribuan wanita yang tinggal di daerah perkotaan yang terkena dampak polusi udara.

Polusi udara telah lama diketahui memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia, terutama pada sistem pernapasan. Namun, penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa paparan polusi udara juga dapat memengaruhi kesehatan mental, khususnya pada wanita yang sedang hamil.

Menurut para peneliti, paparan polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada tubuh, yang pada gilirannya dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan neurotransmitter dalam otak. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi pada wanita yang sedang hamil, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesejahteraan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Para peneliti juga menemukan bahwa wanita yang terpapar polusi udara selama kehamilan memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tinggal di daerah yang lebih bersih udaranya. Oleh karena itu, penting bagi para ibu hamil untuk menghindari paparan polusi udara sebisa mungkin, dengan cara mengurangi aktivitas di luar ruangan pada saat udara sedang tercemar atau menggunakan masker pelindung saat berada di luar rumah.

Selain itu, pemerintah juga diharapkan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi polusi udara di perkotaan, seperti meningkatkan penggunaan transportasi umum, mengurangi emisi kendaraan bermotor, dan menghijaukan kawasan perkotaan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi risiko depresi pada wanita hamil dan meningkatkan kesehatan mental mereka selama masa kehamilan.