Pernikahan adat Betawi merupakan salah satu upacara pernikahan tradisional yang memiliki nilai dan makna yang sangat kuat bagi masyarakat Betawi. Pernikahan adat Betawi dipercaya sebagai sarana untuk menyatukan dua keluarga dan mempererat hubungan antar kedua mempelai.
Berikut ini adalah urutan dan tata cara pernikahan adat Betawi:
1. Siraman
Pada hari sebelum akad nikah dilakukan upacara siraman, yaitu ritual membersihkan diri kedua mempelai. Air yang digunakan untuk siraman diambil dari tujuh sumber air yang berbeda, sebagai simbol kesucian dan keberuntungan.
2. Akad Nikah
Pada hari pernikahan, dilakukan akad nikah yang merupakan ijab kabul antara kedua mempelai yang disaksikan oleh saksi-saksi. Perjanjian pernikahan ini dilakukan di hadapan seorang penghulu yang memimpin prosesi akad nikah.
3. Sungkeman
Setelah akad nikah, dilakukan ritual sungkeman dimana kedua mempelai memberikan salam hormat kepada orang tua dan kerabat yang lebih tua. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dan rasa syukur atas restu yang diberikan.
4. Upacara Adat
Setelah sungkeman, dilakukan upacara adat yang melibatkan berbagai prosesi seperti tarian adat, penyampaian seserahan, dan doa bersama. Upacara adat ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan tradisi nenek moyang.
5. Resepsi Pernikahan
Setelah upacara adat selesai, dilakukan acara resepsi pernikahan yang dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan teman-teman kedua mempelai. Acara resepsi biasanya diisi dengan hiburan musik, tarian, dan makanan tradisional Betawi.
Pernikahan adat Betawi merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya. Dengan mengikuti tata cara pernikahan adat Betawi, diharapkan dapat memperkuat hubungan antar keluarga dan memperkokoh ikatan pernikahan kedua mempelai.