Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setengah populasi dunia saat ini mengalami kekurangan mikronutrien. Kekurangan mikronutrien, seperti zat besi, vitamin A, vitamin D, dan asam folat, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pertumbuhan, penurunan daya tahan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.
Di Indonesia sendiri, masalah kekurangan mikronutrien juga masih menjadi perhatian serius. Menurut data Kementerian Kesehatan, sekitar 37% anak di Indonesia mengalami kekurangan zat besi, yang dapat menyebabkan anemia dan berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, sekitar 28% anak di Indonesia juga mengalami kekurangan vitamin A, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mata dan sistem kekebalan tubuh.
Upaya pencegahan kekurangan mikronutrien perlu dilakukan secara komprehensif oleh pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Pemerintah perlu meningkatkan program-program gizi yang menyasar masyarakat yang rentan mengalami kekurangan mikronutrien, seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan akses dan ketersediaan makanan yang kaya akan mikronutrien, seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein hewani.
Masyarakat juga perlu diberikan edukasi tentang pentingnya konsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, serta pentingnya mengonsumsi suplemen mikronutrien jika diperlukan. Selain itu, sektor swasta juga dapat berperan dalam meningkatkan ketersediaan produk makanan yang mengandung mikronutrien, serta mendukung program-program pencegahan kekurangan mikronutrien yang dilakukan oleh pemerintah.
Dengan upaya bersama dari semua pihak, diharapkan masalah kekurangan mikronutrien dapat diminimalisir, sehingga kesehatan masyarakat Indonesia bisa terjaga dengan baik. Kesehatan yang baik merupakan modal utama bagi pembangunan yang berkelanjutan, sehingga perlu adanya perhatian yang serius terhadap masalah kekurangan mikronutrien ini.